Kaya Itu Penting, Tapi Nilai Disisi Allah Itu Lebih Penting


Steve Jobs: Kaya Itu Penting, Tapi Nilai Disisi Allah Itu Lebih Penting

Sahabat, Kadang kita gak nyadar bahwa kita itu ternyata sudah ditaqdirkan kaya sejak lahir. Dikasih dua buah lensa mata yang jernih dan indah, kalau ada yang beli 2 Milyar kita mau kasih ? dua pasang Telinga kita 2 Milyar berani jual ? Hidung, mulut, tangan, kaki, Darah, Jantung, Ginjal dan Nafas yang yang setiap detik berhembus, berapa harga yang bisa kita pasang ?

Ketika kita melihat fenomena orang-orang bergaya hidup glamour pamer kekayaannya, yang kelihatannya wah dan bahagia, maka kita kemudian KEBELET KAYA agar bisa meniru gaya hidup mereka, segala usaha dan bisnis kita lakukan walau kadang gak masuk akal dan gak sesuai dengan passion kita.

Harta dan Kekayaan yang banyak memang penting agar kita bisa melaksanakan ibadah sosial dan mendukung perjuangan membangun peradaban Qur'an bisa lebih optimal. Hanya saja jangan sampai kesuksesan demi kesuksesan yang kita raih itu melupakan kontribusi dan partisipasi kita dalam berjuang memuliakan Islam dan Kaum Muslimin, karena itulah NILAI yang akan terus MELEKAT dalam diri kita dan menjadi PENYELAMAT dalam kehidupan kita di Dunia hingga Akhirat.

Bahkan keterlenaan kita dalam menjalankan ketaatan kepada Allah karena sibuk mengejar dan mengumpulkan harta kekayaan justru membuahkan KERUGIAN dan PENYESALAN yang amat mendalam :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang MERUGI". (Al-Munafiqun : 9)

Lihatlah bagaimana penyesalan salah satu orang terkaya di Dunia Steve Jobs ( pemilik Apple Computer dengan Nilai kekayaannya Rp. 67 Triliun ) sebelum meninggal :

" Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan, karena selain kerja, hobiku tak banyak. Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenungi jalan kehidupanku, kekayaan, nama, dan kedudukan, semuanya itu tidak ada artinya lagi. Malam yang hening, cahaya dan suara mesin di sekitar ranjangku, bagaikan nafas kematian yang mengejar diriku. Sekarang aku mengerti, sebenarnya seseorang asal memiliki harta secukupnya untuk digunakan dirinya saja itu sudah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas itu bagaikan monster yang mengerikan.

Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yang datang dari kehidupan yang mewah — itu hanya ilusi saja. Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yang bisa memberiku kekuatan dan terang.

Ranjang apa yang termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit. Orang lain bisa bukakan mobil untukku, orang lain bisa kerja untukku, tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitku. Barang hilang bisa didapat kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali lagi.

Saat aku masuk ke ruang operasi, aku baru sadar bahwa kesehatan itu betapa berharganya. Kita berjalan di jalan kehidupan ini dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentas, tirai panggungpun akan tertutup, pentas telah berakhir. Yang patut kita hargai dan sayangi adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antar-teman ".

---------------

Maka itu Allah mengingatkan kita agar selalu MENAMBAH BEKAL untuk KEHIDUPAN SESUDAH KEMATIAN supaya TIDAK MENYESAL

 وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" ( Al-Munafiqun :10 )

-------------

Sahabat, yang disebut SUKSES sesungguhnya adalah ketika setiap detik waktu Kita BERNILAI disisi Allah SWT.
HARGAI SETIAP DETIK DALAM KEHIDUPAN KITA, ISI HIDUP KITA DENGAN PERKARA PERKARA YANG TIDAK BISA DIBELI DENGAN UANG.


Sumber : Ust Aly -  Motivator Ideologis & Inisiator Kota Quran
                Pembina Pondok Tahfidz Quran ISTAQ Tasikmalaya 

                www.facebook.com/rumahyatimtv

0 Response to "Kaya Itu Penting, Tapi Nilai Disisi Allah Itu Lebih Penting"

Post a Comment