Kaya Itu Penting, Tapi Nilai Disisi Allah Itu Lebih Penting
Dec 11, 2017
Add Comment
Sahabat, Kadang kita gak nyadar bahwa kita itu ternyata sudah
ditaqdirkan kaya sejak lahir. Dikasih dua buah lensa mata yang jernih dan indah, kalau ada
yang beli 2 Milyar kita mau kasih ? dua pasang Telinga kita 2 Milyar berani
jual ? Hidung, mulut, tangan, kaki, Darah, Jantung, Ginjal dan Nafas yang yang
setiap detik berhembus, berapa harga yang bisa kita pasang ?
Ketika kita melihat fenomena orang-orang bergaya hidup glamour
pamer kekayaannya, yang kelihatannya wah dan bahagia, maka kita kemudian
KEBELET KAYA agar bisa meniru gaya hidup mereka, segala usaha dan bisnis kita
lakukan walau kadang gak masuk akal dan gak sesuai dengan passion kita.
Harta dan Kekayaan yang banyak memang penting agar kita bisa
melaksanakan ibadah sosial dan mendukung perjuangan membangun peradaban Qur'an
bisa lebih optimal. Hanya saja jangan sampai kesuksesan demi kesuksesan yang kita
raih itu melupakan kontribusi dan partisipasi kita dalam berjuang memuliakan
Islam dan Kaum Muslimin, karena itulah NILAI yang akan terus MELEKAT dalam diri
kita dan menjadi PENYELAMAT dalam kehidupan kita di Dunia hingga Akhirat.
Bahkan keterlenaan kita dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
karena sibuk mengejar dan mengumpulkan harta kekayaan justru membuahkan
KERUGIAN dan PENYESALAN yang amat mendalam :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ
وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ
هُمُ الْخَاسِرُونَ
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang MERUGI". (Al-Munafiqun : 9)
Lihatlah bagaimana penyesalan salah satu orang terkaya di Dunia
Steve Jobs ( pemilik Apple Computer dengan Nilai kekayaannya Rp. 67 Triliun )
sebelum meninggal :
" Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan,
seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan, karena selain kerja, hobiku tak
banyak. Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenungi jalan
kehidupanku, kekayaan, nama, dan kedudukan, semuanya itu tidak ada artinya
lagi. Malam yang hening, cahaya dan suara mesin di sekitar ranjangku,
bagaikan nafas kematian yang mengejar diriku. Sekarang aku mengerti, sebenarnya seseorang asal memiliki harta
secukupnya untuk digunakan dirinya saja itu sudah cukup. Mengejar kekayaan
tanpa batas itu bagaikan monster yang mengerikan.
Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan
cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan
kegembiraan yang datang dari kehidupan yang mewah — itu hanya ilusi saja. Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa
aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini
terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yang bisa memberiku kekuatan
dan terang.
Ranjang apa yang termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit.
Orang lain bisa bukakan mobil untukku, orang lain bisa kerja untukku, tapi
tidak ada orang bisa menggantikan sakitku. Barang hilang bisa didapat kembali, tapi nyawa hilang tak bisa
kembali lagi.
Saat aku masuk ke ruang operasi, aku baru sadar bahwa kesehatan
itu betapa berharganya. Kita berjalan di jalan kehidupan ini dengan jalannya waktu,
suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentas, tirai panggungpun akan
tertutup, pentas telah berakhir. Yang patut kita hargai dan sayangi adalah hubungan kasih antar
keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antar-teman
".
---------------
Maka itu Allah mengingatkan kita agar selalu MENAMBAH BEKAL untuk KEHIDUPAN
SESUDAH KEMATIAN supaya TIDAK MENYESAL
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
berkata: "Ya Tuhanku-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk
orang-orang yang saleh?" ( Al-Munafiqun :10 )
-------------
Sahabat, yang disebut SUKSES sesungguhnya adalah ketika setiap detik waktu Kita
BERNILAI disisi Allah SWT.
HARGAI
SETIAP DETIK DALAM KEHIDUPAN KITA, ISI HIDUP KITA DENGAN PERKARA PERKARA YANG TIDAK BISA
DIBELI DENGAN UANG.
Sumber : Ust Aly - Motivator Ideologis & Inisiator Kota Quran
Pembina Pondok Tahfidz Quran ISTAQ Tasikmalaya
www.facebook.com/rumahyatimtv
0 Response to "Kaya Itu Penting, Tapi Nilai Disisi Allah Itu Lebih Penting"
Post a Comment