Sepasang Suami Istri Di Usia Senja
Dec 22, 2018
Add Comment
Di sebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah
memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa
dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan. Sang suami merupakan seorang
pensiunan, sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih
memilih untuk tetap tinggal di rumah, mereka menolak ketika putra-putri mereka,
menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka. Jadilah mereka, sepasang suami
istri yang hampir renta itu, menghabiskan waktu mereka yang tersisa, di rumah
yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa, dalam keluarga itu.
Suatu senja ba’da Isya di sebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang
istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi. Saat sibuk
mencari, suaminya datang menghampiri seraya bertanya mesra, “Kenapa Bu?”
Istrinya menoleh sambil menjawab: “Sandal Ibu tidak ketemu, Pak”.
“Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu, sang istri tetap memakai sandal itu, dengan berat hati. Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah, apa yang dikatakan oleh sang suami. Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan
istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk berterima kasih pada kaki istriku, yang telah
menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa
yang telah dilakukannya".
Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku, saat aku pulang
kerja, Kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta
kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan
anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus, dan merekapun
mengarahkan langkah menuju rumah, tempat bahagia bersama. Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang
istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut, mengambil
gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu, dalam genggamannya mulai dirapikan, dan
setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut, dan bergumam, “Terima kasih ya Bu ”.
“Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong
kuku Ibu”, tukas sang istri tersipu malu.
“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa, yang belum tentu sanggup aku
lakukan. Aku takjub, betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas sampai
kapanpun”, kata suaminya tulus. Dua titik bening menggantung di sudut mata sang istri.
“Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama, adalah sesuatu
yang luar biasa. Ibu selalu bersyukur, atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik
ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama”.
Hari Jum’at yang cerah, setelah beberapa hari hujan. Siang itu, sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at. Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri,
menatap tepat pada matanya, sebelum akhirnya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga saat
beberapa orang mengetuk pintu, membawa kabar yang tak pernah diduganya. Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di
dunia. Ia telah pulang menghadap Sang Penciptanya, ketika sedang menjalankan ibadah
Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tasyahud Akhir. Masih dalam posisi duduk sempurna, dengan telunjuk ke arah Kiblat, ia
menghadap Yang Maha Kuasa.
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"
“Subhanallah.... sungguh akhir perjalanan hidup yang indah”, demikian gumam
para jama’ah, setelah menyadari ternyata dia telah tiada, di akhir shalat
Jum'at. Sang istri terbayang, tatapan terakhir suaminya, saat mau berangkat ke masjid. Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan,
pengganti ucapan "Selamat Tinggal ...", Ataukah suaminya khawatir, meninggalkannya sendiri, di dunia ini. Ada gundah
menggelayut di hati sang istri, Walau masih ada anak-anak yang akan
mengurusnya, tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun, cukup
membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun, keikhlasan
dihatinya, yang bisa menghambat perjalanan sang suami, menghadap Sang Khalik.
Dalam do’a, dia selalu memohon kekuatan, agar dapat bertahan dan juga
memohon agar suaminya ditempatkan, pada tempat yang layak. Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan
suaminya. Dengan wajah yang cerah, sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut
sang istri, dengan lembut, “Apa yang Bapak lakukan?", tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang, Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan di dunia ini berakhir
sekalipun, Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping, Bapak bingung, kemudian bilang
"Pendampingnya tertinggal", Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu”.
Istrinya menangis, sebelum akhirnya berkata :
“Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong, kalau Ibu takut
sekali tinggal sendirian. Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi, dan untuk selamanya, tentu
saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya, dan menggantinya dengan senyuman. Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya.
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
"Istri mu itu adalah 'Bajumu' dan Suamimu itu adalah 'Bajumu' pula"
*QS Al-Baqarah : 187*
Semoga bisa mempererat cinta kasih yang sejati bagi semua pasangan suami
istri, ... karena Allah... Aamiin..
Ya Rabb... jadikan keluarga kami _Sakinah Mawaddah wa Rahmah_, wafatkan kami dalam keadaan HUSNUL KHATIMAH...Aamiin..
Rasulullah S.A.W bersabda : "Barang siapa yang menyampaikan 1
(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang
menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh
pahala." *(HR. Al-Bukhari)*
Silahkan anda bagikan agar anda dan teman-temanmu senantiasa istiqomah
dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT. Aamiin ya Rabbal'alamin..
0 Response to "Sepasang Suami Istri Di Usia Senja"
Post a Comment