Bersyukurlah Bila Ditimpa Musibah Atau Kesulitan Karena Hikmah Dibaliknya

Allah Ta'ala berfirman: "Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu baik buat kalian. Bisa jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk buat kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Pada asalnya, ayat di atas berbicara tentang orang-orang yang enggan mengikuti perintah perang yang diserukan Nabi. Perang menjadi sesuatu yang tidak disukai, karena berpotensi menjadi sebab terputusnya nikmat duniawi. Padahal, di balik perintah ini, Allah janjikan kebahagiaan surgawi. .

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mungkin pernah berada dalam situasi seperti yang digambarkan dalam ayat tadi. Allah takdirkan dia tertimpa berbagai musibah, hingga ia merasa sangat lelah dan ingin menyerah. Akhirnya pasrah. Ia sungkurkan batinnya dalam khusyuk ibadah. Ia meratap, mengiba, memohon, dan berusaha membangun kedekatan dengan Allah Yang Maha Pemurah.

Seseorang yang terhimpit masalah, yang secara kasat mata susah, yang dalam pandangan manusia ia jatuh ke titik paling bawah, bisa jadi sebenarnya ia tak seburuk yang nampak secara lahiriah. Mungkin kita melihatnya penuh rasa iba. Namun, di sisi Allah, bisa saja pintu nikmat sedang disiapkan untuknya. Allah mudahkan bagi orang itu untuk dekat kepada-Nya. Adakah status yang lebih baik dari kedudukan orang yang dekat dengan Allah Ta'ala? .

Lagipula, Rasul bersabda: "Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit, penat, susah, sedih, gundah hati atau sesuatu yang menyakiti, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari Muslim)

Sebaliknya. Orang yang hidupnya tampak baik-baik saja, rezekinya lancar, dunia terhampar di hadapannya, belum tentu itu semua baik untuknya. Terutama, jika berbagai kenikmatan itu justru menyibukkan dia dari mengingat Allah Ta'ala. Bahkan, membuatnya jumawa dengan mengklaim kesuksesan yang ia dapat semata-mata karena kepintarannya. Maka, orang yg bergelimang nikmat dunia, tapi tak pernah ingat Allah Ta'ala apalagi beribadah kepada-Nya, sesungguhnya dia adalah orang yang bermasalah hidupnya. Hanya saja dia tidak menyadarinya.

Share this post