Sejarah dan Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW


Sejarah dan Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Setiap tanggal 27 Rajab, seluruh umat Muslim di dunia memperingati peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Hal itu dilakukan untuk mengenang perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh. Secara bahasa Isra berasal dari kata ‘Saro’ yang berarti ‘perjalanan di malam hari’, dan Mi’raj adalah alat yang digunakan untuk naik. Jika digabungkan, Isra Mi’raj berarti tangga khusus untuk digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanannya dari bumi ke langit, dari langit pertama hingga langit ketujuh.

Sedangkan secara istilah, Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina sesuai dengan firman dari Allah SWT dalam Al Qur'an surat Al-Isra ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya, "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS Al-Isra ayat 1)

Peristiwa Isra Mi’raj Isra Mi’raj terjadi ketika Rasulullah SAW sedang berduka karena kematian istri tercintanya Khadijah di tahun ke 10 kenabian beliau. Perjalanan Isra Mi’raj merupakan cara Allah untuk memperlihatkan tanda–tanda kekuasaanNya kepada Nabi Muhammad SAW yang sedang berduka tersebut. Seusai shalat Isya di Masjidil Haram kemudian beliau beristirahat dan didatangi malaikat Jibril. Kemudian didatangkan Buraaq untuk memulai perjalanan Isra membawa Rasulullah ke Masjidil al-Aqsha, Rasulullah shalat dua rakaat dan mengimami ruh para Nabi.

Perjalanan Mi’raj pun dimulai dengan mengendarai Buraq bersama Jibril sampai ke langit pertama. Perjalanan dalam sejarah peristiwa Isra Mi’raj tersebut membawa Nabi Muhammad bertemu dengan para Nabi lainnya, dimulai dengan Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua. Kemudian bertemu dengan Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat dan Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam dan disambut oleh Nabi Ibrahim di langit ketujuh yang menemaninya hingga ke Sidratul Muntaha.

Ketika berada disana, Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah untuk melakukan shalat 50 waktu dalam waktu sehari semalam. Nabi Musa yang mendengar hal tersebut kemudian menyarankan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan dan kembali ke Sidratul Muntaha. Allah mengabulkan permintaan keringanan dari Nabi Muhammad menjadi 45 kali shalat dalam sehari. Nabi Musa yang merasa bahwa umat Nabi Muhammad masih tidak akan sanggup kembali menyarankan agar Nabi Muhammad meminta keringanan lagi.

Terhitung beberapa kali Nabi Muhammad harus kembali ke Sidratul Muntaha dan langit keenam untuk meminta keringanan hingga akhirnya Allah memerintahkan untuk mengerjakan shalat sebanyak lima kali sehari. Allah bersabda bahwa sesungguhnya kewajiban shalat itu adalah lima kali dalam sehari semalam. Setiap kali shalat mendapatkan pahala sebanyak 10 kali lipat, maka lima kali shalat adalah sama dengan 50 kali shalat. Juga untuk siapapun yang berniat melakukan satu kebaikan namun tidak dilaksanakan maka akan dihitung sebagai satu kebaikan.

Sebaliknya jika seseorang berniat melakukan satu kejelekan tetapi dia tidak melakukannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Jika ia melakukannya, barulah akan dicatat sebagai satu kejelekan. Perintah tersebut sebenarnya masih dirasa berat oleh Nabi Musa dan beliau kembali menyuruh meminta keringanan, namun Nabi Muhammad merasa malu untuk meminta keringanan kembali dan memutuskan menerima perintah Allah berupa shalat lima kali sehari semalam.


Hikmah Isra Mi’raj

Bagi umat Islam, sejarah peristiwa Isra Mi’raj memiliki arti yang besar sekali dan sangat berharga karena pada saat inilah turun perintah untuk wajib shalat lima waktu. Juga, tidak ada Nabi lain yang mendapatkan perjalanan hingga ke Sidratul Muntaha seperti Nabi Muhammad. Hikmah yang bisa didapatkan dari sejarah peristiwa Isra Mi’raj ada beberapa yaitu:
  • Menguatkan tingginya tempat Allah Ta’ala sebenar–benarnya sesuai dengan keagungan Allah yang berada di atas langit ketujuh, di atas arsy-Nya.
  • Sejarah peristiwa Isra Mi’raj adalah tasliyah atau hiburan dari Allah SWT kepada Nabi yang sedang mengalami tahun duka cita.
  • Shalat yang dilakukan di Baitul Maqdis memperjelas kedudukan Rasulullah sebagai pemimpin para Nabi.
  • Masjid Al Aqsha yang saat itu dikuasai oleh Romawi mendapatkan perhatian lebih dari para sahabat, dan bisa dibebaskan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab.
  • Abu Bakar adalah contoh keimanan yang sempurna, karena Ia langsung mempercayai kabar Isra Mi’raj Rasulullah.
  • Rasulullah diperlihatkan bagaimana siksa yang menanti orang–orang yang berbuat dosa sehingga bisa menyampaikan apa yang dilihatnya kepada para sahabatnya.
Peristiwa Isra Mi’raj juga menjadi cara untuk memurnikan barisan dakwah Rasulullah yang akan memasuki tahap hijrah dan mendirikan negara Islam di Madinah. Sebab, orang–orang yang kurang beriman akan langsung ingkar ketika mendengar tentang Isra Mi’raj. Peristiwa Isra Mi’raj sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW tidak akan terpikir oleh logika atau nalar manusia biasa, tetapi wajib untuk diyakini, diimani dan diambil hikmahnya oleh seluruh umat Islam.

Wallahu'alam bishawab.



sumber : sejarahlengkap.com

0 Response to "Sejarah dan Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW"

Post a Comment