Beginilah Cara Kedua Imam Besar Ini Menyikapi Perbedaan Mengenai Rezeki
Oct 8, 2019
Add Comment
Imam_Maliki, yang bernama lengkapnya adalah Mālik ibn Anas bin Malik bin 'Āmr al-Asbahi atau Malik bin Anas, adalah seorang Imam Besar dan sekaligus ilmuwan muslim pakar ilmu fikih dan hadis, serta pendiri Mazhab Maliki. Beliau lahir di Madina Al-Munawaroh pada tahun 714 M / 93H, dan meninggal pada tahun 800M / 179H.
Imam_Malik_RA ini merupakan guru dari Imam Syafi’i RA yang sama-sama merupakan Imam besar dan ilmuwan muslim yang sangat terkenal di zamannya dan sebagai pendiri Mazhab Syafi’i.
Pada suatu hari, terjadi pembicaraan yang cukup alot antara Imam Maliki RA dengan Imam Syafi'i RA, mereka berdebat mengenai rezeki.
Imam_Malik_RA, : "Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan meberikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya".
Imam Syafi’i RA : "Tetapi seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki (makanan)?".
Guru dan murid itu tetap bersikukuh pada pada pendapatnya masing-masing.
Suatu ketika, di lain hari, Imam Syafii RA keluar berjalan dan melihat serombongan orang petani tengah memanen anggur. Diapun membantu mereka. Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafii memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa. Imam Syafii girang, bukan karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang dari sangkar, bagaimana ia akan mendapat rezeki. Seandainya dia tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur.
Imam Syafi’i RA bergegas menjumpai Gurunya Imam Malik RA. Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, beliau bercerita,:Imam Syafii sedikit mengeraskan bagian kalimat “seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya”.
Mendengar itu Gurunya Imam Malik RA tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap pelan, “Sehari ini aku memang tidak keluar, hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur segar untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.” Guru dan murid itu kemudian saling tertawa.
Dua Imam Mazhab mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama. Begitulah cara Ulama bila melihat perbedaan, bukan dengan cara menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapatnya.
dari berbafai sumber
0 Response to "Beginilah Cara Kedua Imam Besar Ini Menyikapi Perbedaan Mengenai Rezeki"
Post a Comment