Rasulullahpun Melarang Sahabatnya Berbuat Rasis


Inspirasi, Kisah Inspirasi, Kisah Sahabat Rasul,

Dalam kehidupan, sering terjadi perbedaan hingga akhirnya menimbulkan konflik yang disebabkan oleh perbedaan pemahaman. Mungkin kalian pernah bertengkar hingga akhirnya saling menghina satu dengan lainnya atas dasar suku, ras ataupun golongan.

Pada suatu ketika kasus terkait suku, ras maupun golongan terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Suatu hari, Abu Dzar al-Ghifari dan Bilal bin Rabah, dua sahabat Nabi SAW, berselisih paham.

Saat sedang bertengkar, Abu Dzar tiba-tiba keceplosan mengucapkan, “Dasar, kulit hitam!” Bilal sangat tersinggung mendengar ucapan itu. Ia datang kepada Rasulullah SAW dan mengadukan kegalauannya.

Mendengar hal itu, rona wajah Rasulullah SAW berubah dan bergegas menghampiri Abu Dzar. Lalu berkata, “Sungguh dalam dirimu masih terdapat Jahiliyah!”

Rasulullah SAW mengucapkan teguran itu karena kemuliaan seorang hamba tidak diukur bersadarkan suku, ras atau pun warna kulit. Namun semata karena ketakwaanya kepada Allah SWT.

Mendengar nasihat Rasulullah, Abu Dzar menangis dan memohon kepada Allah SWT. Ia menyesali tindakan diskriminatifnya. Ia pun berjanji di hadapan Nabi untuk tidak mengulanginya dan segera memohon maaf kepada Bilal.

Abu Dzar pun mendatangi Bilal lalu tersungkur bersujud dan memohon Bilal untuk menginjak wajahnya. Ia menempelkan pipinya diatas tanah yang berdebu dan dilumpurkannya pasir kewajahnya berharap Bilal mau menginjaknya. Berulang kali Abu Dzar memohon agar Bilal menginjak wajahnya.

“Injaklah wajahku, wahai Bilal! Injak wajahku! Injak wajahku Bilal! Demi Allah Injaklah wajahku, wahai Bilal! Aku berharap dengannya Allah akan mengampuniku dan mengampuni sifat jahiliyah dari jiwaku!”

Namun Bilal tetap berdiri kukuh pada tempatnya. Bahkan Bilal menangis mendapati Abu Dzar sedemikian terpukulnya. Ia kemudian berkata, “Semoga Allah mengampunimu, Abu Dzar. Aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di muka yang penuh cahaya sujud pada Allah itu.” Keduanya lalu menangis dan akhirnya berpelukan.

Penceramah kondang, Ustadz Oemar Mita, dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Semoga Berkah pun menceritakan hal serupa. Ia mengatakan, kisah ini sebagian dari pelajaran akhlak kepada sahabat.

"Sampai kemudian Bilal memaafkan dan meridhai apa yang dilakukan oleh Abu Dzar. Suhuf, akhlak kepada sahabat. Masya Allah," ucapnya.

"Sampai Abu Dzar itu merelakan pipinya, padahal secara status sosial, lebih mulia mana? Abu Dzar, datang dari orang Quraisy. Bilal adalah seorang mantan budak. Tapi karena mereka mengerti akhlaknya maka Abu Dzar meminta maaf," lanjutnya.

Dari kisah di atas kita dapat mengambil hikmah bahwa pentingnya menjaga lisan, sebagaimana dalam surat Al Hujurat ayat 11, Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (memperolok-olok) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (penggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al Hujurat : 11)

Kita mungkin sering melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Abu Dzar, sebagai bentuk pengakraban diri dengan teman atau rekan. Namun, kita tidak pernah tahu isi hati setiap manusia.

Mungkin ada teman yang biasa terima dengan panggilan-panggilan yang kita berikan untuknya dan mungkin ada juga yang tidak terima dengan panggilan-panggilan celaan yang kita berikan.

Maka dari itu, cobalah menjaga lisan dan berkata baik seperti yang ada di dalam hadits berikut: ”Barang siapa yang beriman kepada hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam." (HR Bukhari)


dari berbagai sumber

0 Response to "Rasulullahpun Melarang Sahabatnya Berbuat Rasis"

Post a Comment