Menghayati Jiwa Hijrah dalam Tahun Baru Hijriah
Aug 22, 2019
Add Comment
Hidup terus berjalan, waktu terus berlalu. Manusia tidak punya kuasa untuk menghentikan waktu, hanya bisa memanfaatkannya agar tak terbuang percuma. Untuk mempermudah dirinya mengukur waktu, manusia kemudian juga menciptakan berbagai penanda dan perhitungan. Berdasarkan perputaran bumi, peredaran bumi mengitari matahari, atau peredaran bulan mengelilingi bumi. Peristiwa-peristiwa penting pun digunakan untuk memulai perhitungan suatu zaman.
Sebelum tahun Hijriah ditetapkan, bangsa Arab menggunakan peristiwa-peristiwa besar sebagai patokan. Misalnya, tahun gajah (dari peristiwa perang gajah), tahun ke sekian setelah penyerbuan Mekah, dan selanjutnya. Perhitungan lain seperti kalender Persia dan Romawi juga termasuk versi kalender yang digunakan pada saat itu.
Sampai akhirnya, untuk menghindari kebingungan, Khalifah Umar bin Khatthab memutuskan untuk menetapkan satu penanggalan yang mempersatukan semuanya. Melalui proses musyawarah, tahun hijrahnya Rasulullah SAW. dari Mekah ke Madinah dipilih sebagai penanda tahun pertama dalam kalender Islam, yang juga dikenal sebagai kalender Hijriah. Tanggal 1 Muharram pun menjadi pembuka tahun dalam kalender tersebut.
Hari baru, bulan baru, tahun baru, semua adalah anugerah-Nya berupa peluang menikmati kehidupan dan menambah amal kebajikan.
Rasulullah saw. dan pengikutnya pada saat itu, menempuh perjalanan berat, meninggalkan keluarga dan harta benda, demi keselamatan diri dan keimanan mereka. Mereka berhijrah untuk awal yang baru, harapan baru untuk keluar dari ketertindasan menuju kemenangan. Seperti hijrahnya Rasulullah SAW., yang kemudian menghasilkan kejayaan Islam, pergantian tahun Hijriah ini juga sepatutnya menambah semangat kita dalam berhijrah. Berhijrah menjadi diri kita yang lebih baik. Meninggalkan zona nyaman demi pertumbuhan, mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik demi keberhasilan.
Tahun baru tidak berarti apa-apa tanpa memperbarui kualitas diri, keimanan, dan ibadah kita. Semoga tahun yang telah berlalu diridhai-Nya, dan tahun yang akan datang senantiasa diberi hidayah-Nya.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang yang berhijrah, dan orang yang berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Ilahi. Allah itu Pengampun dan Penyayang. (QS. al-Baqarah: 218).
sumber : Umma
0 Response to "Menghayati Jiwa Hijrah dalam Tahun Baru Hijriah"
Post a Comment