Anak Perempuanku, Suatu Hari

anak sholeh, Inspirasi Wanita Muslimah, Istri Sholehah,
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa dan terpisah jauh dgn kedua orang tuanya, baik karena bersekolah/kuliah diluar kota, bekerja diperantauan atau ikut suaminya merantau ke luar kota atau ke luar negeri, akan sering merasa kangen sekali dgn ibunya, lalu bagaimana dgn ayah?

Mungkin krn ibu lebih sering menelepon utk menanyakan keadaanmu setiap hari. Bahkan bertanya hal2 kecil tentang makan, kesehatan kegiatan sehari2. Tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yg kadang mengingatkan ibu untuk menelponmu?

Dulu sewaktu kamu kecil, ibu sering bercerita atau berdongeng sebelum kamu tidur, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang ayah bekerja, dgn wajah lelah, ayah selalu menanyakan pada ibu tentang kabarmu dan apa yang km lakukan seharian.

Saat dirimu masih seorang putri kecilnya, ayah akan mengajarimu naik sepeda. Dan setelah mengganggapmu bisa, dia akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Dengan muka cemas ibu berkata, “Jangan dilepas dulu roda bantunya”
Ibu takut putri cantiknya jatuh dan terluka.

Tapi ayah akan tetap melepas roda itu karna dia yakin, dirimu akan mampu mengayuh sepeda dgn baik. Bagi ayah, cukup mengawasi dari jauh dan lari secepatnya jika kamu jatuh.

Saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan baru, ibu menatapmu iba. Tetapi ayah dgn tegas akan mengatakan, “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, ayah melakukan itu karena dia tidak ingin kamu menjadi anak manja yg selalu terpenuhi keinginannya. Dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.

Ketika beranjak remaja, kamu mulai menuntut untuk dapat izin keluar malam, ayah bersikap tegas dgn mengatakan: “Tidak boleh!”.

Kamu marah dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Ibumu datang mengetok pintu dan membujukmu agar mau didekati. Tapi taukah kamu, bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya. Dia ingin mengizinkan tapi rasa ingin menjagamu sangatlah besar. Karena km adalah sesuatu yg sangat berharga dalam hidupnya.

Ketika seorang pria mulai mendekatimu dan datang ke rumah, ayah akan memasang wajah paling 'cool' sedunia. Sesekali dia menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Sadarkah kamu, kalau hati ayah merasa cemburu?

Saat izin keluar malam diberikan dgn sedikit peraturan, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malam yg ditetapkan. Ayah akan duduk di ruang tamu menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Kekhawatiran itu akan bertambah seiring bertambahnya detik jam yg berjalan menjauhi waktu yg telah ditentukan. Kemarahan memuncak melihat putrinya pulang terlalu larut. Kemarahan yg keluar dari rasa khawatir dan cemburu saat putri menghabiskan waktu dgn pria yg belum dia ketahui jatidirinya dgn baik.

Sadarkah kamu, bahwa itu adalah hal yang sangat ditakuti seorang ayah, bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan ayah dan akan memiliki kehidupannya sendiri.

Sampai saat seorang lelaki datang ke rumah dan meminta izin untuk mengambilmu darinya dan melamarmu, ayah akan sangat berhati2 memberikan izin, karena dia tau, lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti. Dalam hatinya bertanya, "Mampukah lelaki ini menjaga dan melindungi putriku seperti aku?

Dan akhirnya.
Saat ayah melihatmu duduk dipelaminan bersama seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, ayah akan tersenyum bahagia. Tanpa ada yg melihat, di hari yang bahagia itu, ayah akan pergi dari keramaian sejenak untuk menangis. Menangis karena dia sangat bahagia.

Dalam tangis aku berdoa lirih, “Ya Tuhan, tugasku telah selesai, semoga selama ini aku menjaganya dgn baik. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik, bahagiakanlah ia bersama suaminya.”

Ayah, Bapak, Papa atau Abah, adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal.

Tujuan seorang ayah hanya satu, dia ingin melepaskan putrinya dalam kebahagiaan.


oleh      : Riza Iqbal
sumber : www.facebook.com/riza.iqbal/posts/10217482819656820

0 Response to "Anak Perempuanku, Suatu Hari"

Post a Comment