Kisah Sahabat Rasul Bilal Bin Rabbah RA


Lahir sebagai seorang hamba sahaya dari negeri Ethopia berkulit hitam legam lahir dari ibu bernama Hamamah  sementara ayah nya bernama Rabah, seorang hamba sahaya atau Budak pada jaman itu tak ubahnya seperti barang yang tak berharga bisa di perjual belikan sesuka hati tuannya dan banyak di antara mereka yang di perlakukan kasar oleh tuannya begitu juga yang terjadi pada Billal bin Rabbah Ra

Sebelum Bilal masuk islam, Bilal sering mendengar cerita Nabi Muhammad ﷺ dari orang-orang yang selalu membicarakannya apalagi waktu itu islam menjadi pembicaraan hangat kaum Quraisy  termasuk dari perbicangan Majikannya yang sering mengobrol bersama teman-temannya yang mana  tuannya itu termasuk orang yang menentang penyebaran agama Islam yang dibawa Nabi, namun justru dari banyak obrolan tuannya itu  yang sering  menjelek-jelekan Nabi. Namun di atas perbincangannya mereka juga sering mengakui akan sifat Nabi Muhammad ﷺ, yang selalu menepati janji, berakhlak baik jujur dan amanah,  bukan ahli sihir, bukan orang gila, dan terakhir beliau juga mendengar pembicaraan mereka tentang sebab-sebab permusuhan mereka terhadap  Rasulullah ﷺ

Bilal bin Rabbah Ra tertarik dengan ahkhak Rasulullah yang di kenal selalu jujur baik dan amanah. Maka Bilal-pun pergi menghadap  Rasulullah ﷺ untuk masuk Islam dan menjadi bagian dari islam , keislaman bilal sebelumnya memang dirahasiakan, namun tak lama berselang ke-Islaman bilal pun di ketahui orang termasuk majikannya, maka tak ayal membuat majikannya sangat marah besar, maka selayaknya seorang budak yang kedudukannya lemah, maka bilalpun menjadi sasaran penyiksaan para pemuka Quraisy serta majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf. 

Siksaan Bilal bin Rabbah Ra bukan sekedar siksaan biasa, tapi berupa siksaan yang sangat berat bahkan termasuk yang terberat. Mereka mencambuk dan memukul Bilal bin Rabbah Ra. Bukan hanya itu bilal pun di lentangkan dalam batu  yang panas di terik matahari tanpa pakaian  di padang pasir dan di saat penyiksaan itu bilal di suruh kembali ke dalam agama lamanya untuk menyembah berhala namun bilal hanya berkata Ahad ,ahad, ahad ( esa ,esa), maka Umayah beserta pemuka Quraisy yang lainnya semakin geram dan menyiksanya tanpa kenal ampun, namun yang di katakan Bila bin Rabbah tetaplah sama Ahad Ahad ( Allah maha Esa )

Di saat berlangsungnya penyiksaan terhadap Bila bin Rabbah, suatu hari kebetulan lewat sahabat Rasulallah Muhammad SAW yaitu Abu Bakar Ash Sidiq Ra, maka  Abu bakar pun merasa kasihan serta iba dengan hati yang iba itu pula abu bakar hendak membeli Bilal dari Umayyah bin Khalaf. Supaya lepas dari siksaan yang begitu kejam yang ditimbankan kepada bilal bin rabbah. Saat hendak membeli, Umayyah pun meninggikan harganya karena ia menduga bahwa Abu Bakar tidak akan mampu untuk membayarnya.

Namun Abu Bakar mampu membayarnya dengan 9 awqiyah dari emas atau setara dengan 150 juta untuk ukuran sekarang ini . Umayyah berkata kepada Abu Bakar setelah perjanjian jual-beli ini usai: “Kalau engkau tidak mau mengambil Bilal kecuali dengan 1 awqiyah emas saja, pasti sudah aku jual juga.” namun abu bakar juga tak ingin kalah maka dia pun berkata  “Jika engkau tidak mau menjualnya kecuali dengan 100 awqiyah, pasti aku akan tetap membelinya!”

Tak lama setelah di beli oleh Abu Bakar Ra, Bilal pun menjadi manusia merdeka sehingga membuat bilal semakin khusuk dalam beribadah dan semakin rajin menuntut ilmu kepada Rasul. Ketika datang perintah hijrah untuk kaum muslimin, maka Bilal pun ikut hijrah bersama para sahabat yang lainnya yang telah memeluk islam. Dia mengabdikan diri sepanjang hidupnya kepada Rasulullah ﷺ untuk ikut berjuang menyebarkan islam sehingga Bilal pun ikut berperang dalam setiap peperangan kala itu  beserta sahabat yang lainnya.

Ketika Rasulullah SAW selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan adzan, maka Bilal bin Rabah ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan adzan  walau agak sedikit kaget namun akhirnya dengan hati senang bilal pun mengikutu perintah Nabi untuk menjadi muadzin dan Bilal pun menjadi Muadzin tetap pada masa Rasulullah ﷺ. 

Suaranya yang begitu merdu sangat menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya. Rasulullah ﷺ sangat menyukai suara Bilal. Biasanya, setelah mengumandangkan adzan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Saw seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alashsholaati…(Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah SAW keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.

Ketika terjadi penaklukan kota Mekah, Bilal berada di samping Rasulullah ﷺ. Dan Saat Rasulullah ﷺ memasuki Ka’bah, Beliau hanya didampingi oleh 3 orang saja, mereka adalah: Utsman bin Thalhah sang pemegang kunci Ka’bah, Usamah bin Zaid orang kesayangan Rasulullah dan anak dari orang kesayangan Beliau Zaid bin Haristah, serta Bilal bin Rabah sang muadzin. Kemudian Rasulullah Saw menyuruh Bilal untuk naik di atas ka’bah dan menyerukan kalimat tauhid. Kemudian Bilal langsung menyerukan adzan dengan suara yang keras dan menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya. Ribuan  manusia melihat ke arah Bilal. Ribuan lisan manusia yang mengikuti ucapan Bilal dengan hati yang khusyuk. 

Ya.. orang yang di anggap hina di masyarakat Arab kala itu, kini berdiri bahkan di atas ka'bah , sementara banyak di antara mereka dulunya orang yang menghina Bilal bahkan diantara mereka terdapat pula orang yang ikut menyiksa, hanya bisa menyaksikan bagaimana Bilal bin Rabbah ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.


sumber: edukasiislam.over-blog.com
gambar: www.panjimas.com

0 Response to "Kisah Sahabat Rasul Bilal Bin Rabbah RA"

Post a Comment