Kisah Kerajaan Kapas
Aug 4, 2018
Pekan ini seorang pangeran dilantik menjadi raja. Oleh karena
itu, sang raja yang baru tersebut memulai tugas pertamanya dengan berkeliling
kawasan di sekitar istana kerajaan.
Sepanjang perjalanan itu kakinya berkali-kali menginjak
batu-batu kerikil kecil sampai memar. Maka sang raja memerintahkan kepada
menterinya agar jalanan di sekeliling istana dilapisi dengan kapas. Agar kelak
saat ia berkeliling lagi kakinya selamat.
Pekan berikutnya sang raja kembali berkeliling meninjau
desa-desa di sebelah barat dan timur istana. Lagi-lagi jalanan yang tidak mulus
menjadi keluhannya. Sang raja memberi perintah yang sama kepada menteri untuk
melapisi jalan-jalan desa dengan kapas.
Begitu pula yang terjadi pada seluruh desa di penjuru utara dan
selatan. Dalam satu bulan persediaan para petani di kebun kapas habis untuk
melapisi jalanan. Kerajaan itu sudah laksana kerajaan kapas.
Suatu hari sang raja berniat mengunjungi kerajaan tetangga. Seperti
biasa ia mengajak menterinya yang setia. Ketika rombongan tersebut sampai di
kerajaan tetangga, sang raja melihat kondisi jalan di sana belum berlapis
kapas.
Ia lantas bertanya kepada seorang prajurit yang ditugaskan
menyambut rombongan tersebut, "Bagaimana caranya saya berjalan menuju istana kerajaanmu
sedangkan kondisi jalannya seperti ini? Tidakkah kalian berniat untuk melakukan
perubahan seperti yang aku lakukan pada seluruh kerajaanku?"
"Maaf Baginda Raja. Kami sebenarnya juga memiliki masalah
yang sama dengan kondisi jalan. Tetapi kami menemukan solusi dengan cara yang
lain. Tidakkah Baginda Raja melihat sepatu yang aku pakai ini?"
"Sepatumu tebal sekali! Memangnya ada apa dengan sepatu
itu?"
"Sepatuku ini telah aku lapisi dengan kapas, sehingga kaki
kami tetap selamat! Ketahuilah Baginda Raja, kami juga ingin melakukan
perubahan. Tetapi kami sadar, sebelum mengubah kerajaan ini, pertama kali kami
harus mengubah diri sendiri terlebih dulu."
Sungguh di luar dugaan. Rupanya perkataan dari prajurit biasa
itu mampu menyadarkan sang raja atas kesalahannya selama ini. Ia terlalu
berhasrat untuk membuat perubahan pada orang lain, tetapi tidak dimulai dari
perubahan dirinya sendiri.
Demikianlah dongeng kerajaan kapas yang tak lekang dimakan waktu
tentang hakikat sebuah perubahan. Sebagai seorang muslim, dongeng ini
mengingatkan kita pada Surat As-Shaf ayat 2,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"
Lihatlah bagaimana Allah menegur orang-orang yang menyeru
perubahan kepada orang lain, tetapi ia sendiri tidak melakukannya.
Semoga
kita semua dimampukan untuk memperbaiki diri sendiri, dan kelak akan menjadi
awal untuk perbaikan saudara-saudara kita yang lain.
sumber : Arafat // Channel
Telegram