Celakalah Bagi Orang Yang Menyembah Harta
Aug 7, 2018
Dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ
وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ
Yang artinya : “Celakalah hamba (orang yang diperbudak)
dinar, dirham, beludru dan kain bergambar. Jika diberi dia ridha, jika
tidak diberi dia tidak ridha.[HR. Tirmidzi, no. 2336; Ahmad 4/160; Ibnu Hibbân
no. 3223]
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist di atas adalah:
1- Hendaknya seorang hamba tidak membiarkan dirinya
diperbudak harta dalam kehidupannya, selalu berangan-angan dan bermimpi untuk
mendapatkannya, mencintai dan membenci karenanya, membela dan memusuhi hanya
demi harta. Karena hal itu hanya akan membawa kepada kehancurannya.
2- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sepantasnya
seseorang itu mengambil harta dengan kemurahan jiwa, agar dia diberkahi di
dalam hartanya. Jangan sampai dia mengambilnya dengan ambisi dan rakus.
(al-Washiyatul Kubrâ, hlm. 55, tahqîq : Syaikh Salîm al-Hilâli).
3- Harta itu adalah ujian, padahal manusia sangat
menyukainya. Oleh karena itu, banyak orang yang gagal dalam menghadapi ujian
besar ini. Sedikit sekali orang yang bisa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala atas limpahan nikmatNya yang tidak terhitung banyak dan nilainya.
4- Banyak orang mengira, jika Allah memberikan harta yang
banyak kepadanya, itu pertanda Allah mencintainya. Sebaliknya, jika Allah
mengurangi rizqinya, itu pertanda Allah menghinakannya. Ini adalah anggapan
keliru. Karena semua itu merupakan ujian dari Allah Azza wa Jalla.
5- Allah memberikan harta kepada siapa yang disukai atau
yang dibenci.
6- Akhirnya seseorang harus menyadari, bahwa semua ini
adalah ujian, supaya menghadapinya dengan keta'atan dan ketaqwaan.
Tema hadist yang berkaitan dengan harta yang disebutkan di dalam Al-Quran:
1- Kemuliaan dan kehinaan tidak bisa diukur dengan harta
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ
وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ
رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Adapun manusia, jika dia diuji oleh Rabbnya, dimuliakan dan
diberi kesenangan, maka dia akan berkata, “Rabbku telah memuliakanku”.
Sedangkan bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata,
“Rabbku telah menghinakanku”. [QS. al-Fajar/89:15-16]
2- Harta merupakan ujian.
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ
نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami
berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. [QS.
al-Mukminûn/23:55-56].
3- Banyak orang gagal diuji dengan harta
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ
ٌDan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya
tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi.
[QS. Ash-Shura : 27].