Sudah Rajin Ibadah, Tapi Rezeki Dan Keberuntungan Tak Kunjung Datang. Inilah Sebabnya
Dec 24, 2017
Add Comment
Ustadz Hanan Attaki memiliki jawaban menarik untuk orang yang merasa
dirinya kurang bernasib baik dibandingkan orang-orang yang tidak beriman.
Padahal dirinya sudah beriman dan rajin ibadah.
Kadang ada orang yang mempertanyakan, “Saya sudah rajin sholat, mengapa
dagangan saya nggak laris-laris padahal teman saya yang sholatnya hanya hari
Jumat dagangannya laris sekali?”
“Mengapa saya yang sudah hijrah meninggalkan pekerjaan syubhat
anak-anak saya sering sakit sedangkan tetangga saya yang sering berjudi anaknya
selalu sehat?”
“Saya sudah rajin sedekah dan banyak membaca Al Quran belum dapat jodoh
sedangkan teman saya yang banyak bermaksiat justru langsung dapat jodoh setelah
wisuda?”
Dan pertanyaan-pertanyaan serupa, dengan nada dan rasa bahwa ia kerap
dirundung masalah padahal sudah rajin ibadah.
“Jawabannya sederhana,” terang Ustadz Hanan Attaki. “Karena kita
membandingkan nasib orang beriman dengan nasib orang yang tidak beriman
sama-sama menggunakan dunia. Padahal Allah tidak banyak berjanji urusan dunia
terhadap orang-orang beriman.”
“Kalau mau ngebandingin, bandingkanlah orang beriman itu dengan akhirat
dan orang tidak beriman engan dunia. Dia dapat apa di dunia, kita dapat apa di
akhirat. Itu baru imbang perbandingannya. Kalau membandingkan ia dapat apa di
dunia, kita dapat apa di dunia, itu perbandingan yang tidak matematis menurut
Islam. Nggak logis menurut iman. Baru logis kalau misalnya kalau kita
ngebandingin, ia riba dapat aset sekian, saya nggak riba dapat apa nanti di
akhirat. Itu baru logis menurut iman.”
KISAH UMAR BIN KHATTAB
Pada suatu hari, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menghadap
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di rumah beliau. Rumah itu sangat
sederhana dan lebih tepat disebut bilik kecil di sisi Masjid Nabawi.
Umar melihat ada bekas gurat-gurat tikar pada tubuh Rasulullah. Beliau
memang biasa tidur di tikar yang kasar. Umar pun menangis melihat kondisi
beliau.
“Mengapa kamu menangis, ya Umar?” tanya Rasulullah.
“Bagaimana saya tidak menangis ya Rasulullah, Kisra (Raja Persia) dan
Kaisar (Romawi) duduk di atas singgasana bertatakan emas, sementara tikar ini
telah menimbulkan bekas di tubuhmu. Padahal engkau adalah kekasih-Nya,” jawab
Umar.
“Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga,
dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia
sementara kita memiliki akhirat? Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan
kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang
bepergian di bawah terik panas. Berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian
pergi meninggalkannya.”
Umar disadarkan dengan jawaban yang sarat makna itu. Kelak, ketika
menjadi amirul mukminin, Umar menjadi pemimpin yang sangat sederhana meneladani
beliau. Tidur di bawah pohon, sering lapar, dan pakaiannya sama dengan pakaian
pembantunya sehingga ketika menaklukkan Baitul Maqdis, ada orang yang salah
mengira pembantunya sebagai amirul mukminin.
Sumber : www.tarbiyah.net
0 Response to "Sudah Rajin Ibadah, Tapi Rezeki Dan Keberuntungan Tak Kunjung Datang. Inilah Sebabnya"
Post a Comment