Dewasa Itu Pilihan
Nov 9, 2017
Add Comment
Suatu hari, Ibuku bangun pagi-pagi sekali, lalu bekerja keras sepanjang hari, dari menyiapkan makanan untuk kami sampai membereskan rumah tanpa dibantu oleh pembantu.
Sudah dari jam tujuh malam tadi Ibu selesai menghidangkan makan malam untuk Ayah dan kami, sangat sederhana sekali, hanya berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Namun sayang, karena sibuk mengurusi adik kecilku yang terus merengek, tempe dan telur goreng yang dibuat oleh Ibuku pun agak sedikit gosong.
Saya melihat Ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, sementara minyak gorengnya sudah habis. Kami menunggu dengan tegang apa reaksi Ayah yang pulang kerja, pasti beliau sudah sangat capek, apalagi melihat makan malamnya hanya tempe dan telur yang gosong.
Luar biasa..!!! Ayah saya dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan oleh Ibu dengan bibir tersenyum, dan bahkan beliau berkata, “Bu terima kasih ya..!“
Tak lama kemudian, Ayah saya terus menanyakan kegiatan saya dan adik saya di sekolah. Selesai makan, tepatnya di meja makan, saya mendengar Ibu meminta maaf kepada semuanya, karena telor dan tempe yang di sajikan itu gosong dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang Ayah katakan pada Ibu, “Sayang, gak apa-apa, malahan saya suka sekali dengan telor dan tempe yang gosong, kok.“
Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada Ayah, kemudian saya bertanya, apakah Ayah benar-benar menyukai telur dan tempe yang gosong tadi ?
Heran dengan pertanyaan saya, tiba-tiba Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya sambil berkata, “Anakku, Ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah sangat capek, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong itu tidak akan menyakiti siapa pun, kan..!"
Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya, “Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi."
"Ingatlah, emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalulah berpikir yang dewasa.“
Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi, karena ini pasti punya alasannya sendiri.
Dan janganlah kita menjadi orang yang egois dan hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti dengan keadaan orang lain.
“Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN.“
Sudah dari jam tujuh malam tadi Ibu selesai menghidangkan makan malam untuk Ayah dan kami, sangat sederhana sekali, hanya berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Namun sayang, karena sibuk mengurusi adik kecilku yang terus merengek, tempe dan telur goreng yang dibuat oleh Ibuku pun agak sedikit gosong.
Saya melihat Ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, sementara minyak gorengnya sudah habis. Kami menunggu dengan tegang apa reaksi Ayah yang pulang kerja, pasti beliau sudah sangat capek, apalagi melihat makan malamnya hanya tempe dan telur yang gosong.
Luar biasa..!!! Ayah saya dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan oleh Ibu dengan bibir tersenyum, dan bahkan beliau berkata, “Bu terima kasih ya..!“
Tak lama kemudian, Ayah saya terus menanyakan kegiatan saya dan adik saya di sekolah. Selesai makan, tepatnya di meja makan, saya mendengar Ibu meminta maaf kepada semuanya, karena telor dan tempe yang di sajikan itu gosong dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang Ayah katakan pada Ibu, “Sayang, gak apa-apa, malahan saya suka sekali dengan telor dan tempe yang gosong, kok.“
Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada Ayah, kemudian saya bertanya, apakah Ayah benar-benar menyukai telur dan tempe yang gosong tadi ?
Heran dengan pertanyaan saya, tiba-tiba Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya sambil berkata, “Anakku, Ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah sangat capek, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong itu tidak akan menyakiti siapa pun, kan..!"
Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya, “Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi."
"Ingatlah, emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalulah berpikir yang dewasa.“
Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi, karena ini pasti punya alasannya sendiri.
Dan janganlah kita menjadi orang yang egois dan hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti dengan keadaan orang lain.
“Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN.“
0 Response to "Dewasa Itu Pilihan"
Post a Comment