Dahsyatnya Ridho dan Doa Seorang Ibu
Nov 16, 2017
Add Comment
Aku bersumpah demi Allah wahai setiap ibu, agar jangan tidur tiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah dan mengabari-Nya bahwa engkau ridha atas anak-anakmu seridha-ridhanya, angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengabarkan kepada-Nya bahwa engkau ridha atas mereka masing-masing.
Inilah doanya,
الّلهُمَّ إِنِّى أَشْهَدُكَ أَنِّى رَاضِيَةٌ عَنْ اِبْنِيْ...... تَمَامَ الرِّضَا وَ كَمَالَ الرِّضَا وَ مُنْتَهَى الرِّضَا. فَالَّلهُمَّ أَنْزِلْ رِضْوَانَكَ عَلَيْهِمْ بِرِضَائِيْ عَنْهُمْ
Allahumma inni asyhaduka annii radhyatun ‘an ibni (sebut nama anak-anakmu satu persatu) tamaamar-ridha wa kamalar-ridha wa muntahar-ridha, fallahumma anzil ridhwanaka alaihim biridha-ii ‘anhum.
Artinya:
“Ya Allah, aku bersaksi kepada-Mu bahwa aku ridha kepada anak-anakku (anu bin anu, sebut satu persatu nama anak.....) seridha-ridhanya, ridha yang sempurna dan ridha yang sepenuhnya. Maka turunkan ya Allah keridhaan-Mu kepada mereka demi ridhaku kepada mereka.”
Beberapa waktu berselang, Fauzia dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata, bahwa dia telah mengubah kehidupannya secara total, sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dirinya dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun. “Sejak kelahiran anakku itu, aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah salat dan bahkan jarang mandi, dia sering berdebat panjang denganku, dan tak jarang dia membentakku dan tidak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya. Maka ketika membaca twittermu, aku berkata: “Mungkin omongan ini benar? tampaknya masuk akal? dan seterusnya.
Akhirnya kuputuskan untuk mencoba melaksanakan anjuranmu, walaupun aku tak yakin bahkan mentertawaimu. Setelah seminggu, nada suara putraku kepadaku mulai berubah, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian. Namun demikian aku masih ragu. Kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya.
Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu. Putraku itu membukakan pintu untukku dan menyapaku, “Apa kabar ibu?” dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu. Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya sama sekali.
Suatu ketika, pada waktu yang lain aku menelepon di ponselnya, dan dia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya : “Bu, aku di samping masjid dan aku baru akan salat waktu ibu meneleponku.” Aku tidak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin dia yang tak pernah salat bisa mulai salat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar?
Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai salat? Jawabnya; “Aku sendiri tak tahu bu, waktu aku di dekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk salat. Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat.” Anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku. Tak pernah aku mengalami kebahagian seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.”
Demikian dahsyatnya, ridha dan pentingnya doa seorang ibu. Karena beratnya kehidupan sehari-hari, seringkali seorang ibu melupakan ridha dan doa untuk anak-anaknya, sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya; padahal justru ridha doa ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat.
Jangan pernah bilang: “Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?” Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, dan menjadi tua, di saat mereka lebih butuh akan doa-doamu, padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi? Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. Allah SWT telah mengaruniai para ibu sebagai wasilah bagi anak-anak dalam hubungan mereka dengan Allah SWT melalui ridha dan doa untuk mereka.
0 Response to "Dahsyatnya Ridho dan Doa Seorang Ibu"
Post a Comment