Untuk Kita Renungkan
Nov 11, 2017
Add Comment
Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina
Ali bin Abi Tholib, ia pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu
karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”
Sayidina Ali menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah
!”
Lelaki itu berkata, “Ya, tanyakanlah !”
“Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?”
kata Ali bin Abi Tholib
“Tentu tidak” jawabnya.
“Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah
ini?” tanya sy Ali bin Abi Tholib
“Tidak juga” jawabnya.
Lalu Sayidina Ali berkata,
“Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat
datang dan tidak mengikutimu saat kau pergi?”
“Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah
atas urusan dunia.
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi
dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan.
Tersenyumlah ! karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah
diatur.
Urusan dunia tidak layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena
semuanya ada di tangan Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur….”
Kemudian Sayidina Ali bin Abi Tholib meneruskan ungkapannya,
“Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan.
Keduanya adalah nikmat jika ia sadari. Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Allah berfirman,
وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ -١٤٤-
“Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran: 144)
Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم
بِغَيْرِ حِسَابٍ -١٠-
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpan
batas.”
(QS.Az-Zumar: 10)
Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk
menabung pahala dan hadiah dari Allah SWT. Lalu kenapa masih bersedih?
Jangan selalu mengeluh "Ohh masalahku begitu besar. Tapi katakan pada masalah itu, sungguh aku punya Allah Yang Maha Besar".
0 Response to "Untuk Kita Renungkan"
Post a Comment