Kembali kepada Madzhab atau Kembali Quran dan Hadits?

Kembali kepada Madzhab atau Kembali Quran dan Hadits?

Tulisan  Buya Soni ini menarik untuk dibagikan. Saya membacanya sangat nyaman dan saya berharap anda juga sama dengan saya. Tulisan tentang pemahaman segelintir orang (atau mungkin sudah banyak ya...?) yang belum begitu mengerti tentang ilmu-ilmu agama, tapi merasa paling tahu dan paling paham tentang agama.

Dimulai dengan pertanyaan: ‘Kembali kepada Madzhab atau Kembali kepada Qur’an Hadis?

Melihat pertanyaan diatas, layaknya kita mendengar pertanyaan semacam :

"Kalau sakit, pergi ke dokter atau langsung buka buku kesehatan ?"

"Naik bis, percaya dengan sopir atau 'cerewet' dengan bermodal peta ?"

Sama juga jika ada yang mengatakan

"JANGAN PERCAYA KYAI ! JANGAN PERCAYA HABIB ! KEMBALILAH kepada QURAN dan HADITS ! Siapapun yang ngomong, asalkan yang diomongkan adalah QURAN dan HADITS, maka PASTI BENAR !"

Pernyataan semacam ini jika didengar oleh orang awam, seakan-akan itu adalah pernyataan yang benar. Tapi jika dipahami lebih lanjut, justru itu adalah pernyataan yang KURANG AJAR

Loh, kenapa bisa 'kurang ajar' ?

Karena pernyataan seperti diatas, itu menandakan bahwa orang yang bertanya itu menuduh bahwa apa yang di lakukan dokter tidak sesuai dengan buku kesehatan.

Menuduh bahwa sopir itu tidak hafal jalan sehingga harus ia tuntun dengan peta yang ia bawa.

Dan menuduh para ULAMA itu tidak sesuai dengan Quran dan Hadits. Na'udzubillah.

Lebih lanjut, pertanyaan BESAR adalah :

"Siapa sebenarnya yang berkecimpung dan mempelajari Quran Hadits ? Ulama ataukah siapa ?"

Justru kita-kita (termasuk saya juga, dan masyarakat secara umum) yang MEMAHAMI QURAN dan HADITS tanpa melalui Ulama (Kyai, juga termasuk didalamnya) justru BERBAHAYA, sekali lagi... BERBAHAYA

Simak hadits Nabi saw dibawah ini :

رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول سيخرج في آخر الزمان قوم أحداث الأسنان سفهاء الأحلام يقولون من خير قول البرية يقرءون القرآن لا يجاوز حناجرهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية

Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaikbaiknya perkataan manusia, membaca Al Quran tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dari busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Perhatikan, orang yang dibahas oleh Nabi Saw dalam hadits diatas adalah orang yang MEMBACA AL QURAN, tapi ia dianggap keluar dari agama. Siapa itu ?

Secara gamblang, Baginda Nabi Muhammad SAW menyatakan mengenai orang yang "sok" memahami Quran dengan pikiran sendiri. Beliau SAW. bersabda :

مَنْ قَالَ فِي القُرآنِ بِرأيِهِ ، فَلْيَتَبوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Barangsiapa yang berbicara tentang Al Quran dengan PIKIRANNYA SENDIRI, maka silahkan mengambil tempatnya di neraka (HR. Tirmidzi, Ahmad, Baihaqi, Thobroni)

مَنْ قَالَ فِي القُرآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَلْيَتَبوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Barangsiapa berbicara tentang Al Quran TANPA DIDASARI ILMU, maka silahkan mengambil tempatnya di neraka. (HR. Tirmidzi, Ahmad, Nasai)

Lihat bagaimana ancaman Nabi saw bagi orang yang langsung MENUJU ke QURAN dengan pikirannya sendiri, tanpa didasari ilmu.

Kesimpulan :

1. Siapa yang paling memahami Al Quran sebagai Kalam Allah ? Tentu Nabi Muhammad !

 قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي

Katakanlah (wahai Nabi Muhammad) "Jikalau engkau mencintai Allah, maka ikutilah saya (Nabi Muhammad). (QS. Al Imron : 31)

2. Siapa yang paling memahami Nabi Muhammad ?
Tentu para Sahabat !

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ

Engkau harus berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah khulafaur rosyidin (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, Al Hakim)

3. Siapa yang paling paham tentang  Sahabat ? Tentu Ulama' Tabi'in serta Tabiut Tabi'in

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ)

Dari Abdullah bin Mas'ud ra. dari Nabi saw beliau bersabda : Sebaik-baik manusia adalah masaku, kemudian masa sesudah mereka, kemudian masa sesudah mereka. (HR. Bukhori Muslim)

Imam Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim menerangkan :

"الصَّحِيحُ أَنَّ قَرْنَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الصَّحَابَةُ ، وَالثَّانِي : التَّابِعُونَ ، وَالثَّالِثُ : تَابِعُوهُمْ" انتهى من " شرح النووي على مسلم " (16/85) .

Yang benar bahwa urutan yang disabdakan Nabi SAW adalah (masaku yang dimaksut adalah) Sahabat, yang kedua adalah Tabi'in, yang ketiga adalah Tabi'ut Tabi'in.

hehe ternyata Nabi SAW MEMERINTAHKAN kita untuk belajar melalui RANTAI KEILMUAN, bukan LANGSUNG "mengOTAK-ATIK" Quran dan Hadits sendiri.

Bahkan Imam Bukhori yang HEBATnya luar biasa, Imam Muslim yang LUARBIASA hebat pun adalah seorang yang BERMADZHAB !

dan rasanya sangat sulit bahkan hampir mustahil ulama2 setelah tahun 150 H hingga sekarang yang TIDAK BERMADZHAB

فكان الإمام البخارى شافعيا،....، وكذالك إبن حزيمة والنسائي

Imam Bukhori bermadzhab Syafi'i begitu juga Ibnu Khuzaimah dan Nasai. (Risalatu ahlissunnah wal jama'ah hal 15, keterangan senada juga dapat ditemukan dalam Al-Imam Asy-Syafi’i bainal madzhabihil Qadim wal Jadid)

4. Perhatikan nih
- Imam Hanafi lahir : 80 H
- Imam Maliki lahir : 93 H
- Imam Syafie lahir : 150 H
- Imam Hambali lahir : 164 H
- Imam Bukhori lahir : 194 H
- Imam Muslim lahir : 204 H

Lalu setelah itu, muncul pemahaman baru yang MENGHARAMKAN bermadzhab, yang JARGONnya AYO KEMBALI KEPADA QURAN dan HADITS, tapi faktanya dalam agama mereka mengikuti :

- Syeikh Ibnu Taimiyyah lahir : 661 H
- Ustadz Muhammad Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahhabi): 1115 H
- Ustadz Albani lahir : 1333 H (wafat tahun 1420 H atau 1999 M)
- Ustadz Abdul Aziz bin Abdullah BIN BAZ lahir : 1330 H (wafat tahun 1420 H atau 1999 Masehi)
- Ustadz Muhammad bin Sholih AL 'UTSAIMIN lahir : 1928 M (wafat 2001 M)

"Apakah Ulama-Ulama yang meninggal tahun 2000-an Masehi dapat disebut sebagai Ulama SALAF ?"

Jadi, MASIH MAU DIBOHONGI oleh paham2 baru ?

Wallahu a'lam bis showaab


Sumber : buyasoni.com

0 Response to "Kembali kepada Madzhab atau Kembali Quran dan Hadits?"

Post a Comment