Hati-hatilah Dengan Lisanmu

Hati-hatilah Dengan Lisanmu

Orang tua kita dulu sering menasihati, "Jaga lisanmu nak, karena lisan lebih tajam daripada pedang. Jika pedang melukai tubuh, banyak obat bisa kita cari. Tapi kalau lisan melukai hati, ke mana obat hendak kita cari."

Oleh karena itu, hati-hatilah dengan lisanmu karena bisa menjerumuskan kita ke dalam api neraka. Jika kita tidak mengetahui sebuah perkara dengan pasti, sebaiknya kita diam. Bahkan, jika tidak ada nilai ibadahnya, tidak mengandung doa, syiar atau dakwah, lisan kita lebih baik diam. Di zona diam, lisan akan menyelamatkan. Astagfirullah, timbang-timbang lagi sebelum berucap. Maksiat itu kebanyakan masuk kedalam diri seorang hamba melalui empat pintu, salah satunya adalah "Lisan" atau ucapan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka, lalu beliau menjawab "mulut dan kemaluan" (HR. At-Tirmidzi no. 2004)

Termasuk keanehan, bahwasanya seseorang mudah dalam menjaga diri dari memakan barang haram, berbuat zhalim, berzina, mencuri, minum khamr, dan lain sebagainya tetapi dia sangat sulit dalam menjaga lisannya.

"Jika seorang hamba memasuki pagi hari, seluruh anggota tubuhnya menyerahkan segala urusan kepada lisan, seraya berkata. "Bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kami akan lurus. Namun, jika engkau bengkok, maka kami juga bengkok."
(HR At-Tirmidzi no. 2412, sanad Hasan)

Sungguh, pada hari kiamat nanti, ada seorang hamba yang datang membawa berbagai kebaikan sebesar gunung, tetapi dia telah mendapatkan lisannya telah menghancurkan semua itu. Ada pula yang datang membawa keburukan sebesar gunung tetapi lisannya telah menghancurkan semua itu, yaitu dengan banyak berdzikir kepada Allah dan hal-hal semisalnya. 
Wallahu a'lam bishawab.


oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

(Bab VI pintu-pintu dosa dan maksiat | Kitab Ad-Daa' wa Ad-Dawaa')